Inovasi Ngremboko Sesarengan Tuwanggana Banaran Kulon Progo Masuk Finalis Award 2025

Kulon Progo media binanguncemerlangtv.co.id, kabar seputar wisata yang satu ini merupakan puncak dari sebuah penilaian dalam event kelembagaan yang mengharumkan nama Banaran Kulon Progo.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan (LPMK) yang kini bertransformasi dengan nama baru, Tuwanggana Kalurahan Banaran, Galur, Kulonprogo, berhasil menorehkan prestasi membanggakan lolos sebagai finalis dalam ajang bergengsi Sumunar Award Tahun 2025.

Kabar gembira ini tentu banyak diapresiasi oleh banyak kalangan terlebih dalam mengusung tagline menarik sebab berInovasi yang keren dimana Tuwanggana Banaran, bertajuk "Ngremboko Sesarengan", terpilih sebagai salah satu dari tiga finalis terbaik setelah melalui proses seleksi ketat dari 31 peserta se-DIY Yogyakarta.

Tim penilai yang terdiri dari para pakar pemberdayaan, akademisi, dan birokrasi, memilih "Ngremboko Sesarengan kulonprogo " bersama dua inovasi lainnya: "Olah Uwoh" Sleman dan "Tari Sundak binabar Gunungjidul ".

Sebagai tindak lanjut dari penetapan finalis, pada hari ini, Rabu, 26 November 2025, telah dilaksanakan visitasi lapangan dengan mengunjungi dua homestay yaitu Keren kayu dan Batik TOM Banaran,

Galur, Kulonprogo, untuk memvalidasi proposal inovasi yang diajukan Tuwanggana Banaran Semenbata itu ketua Tuwanggana Priyo Santoso, kepada awak media binanguncemerlangtv, mengungkapkan, bahwa Inovasi "Ngremboko Sesarengan" merupakan tersebut program yang telah berjalan selama dua tahun.

Kami mengangkat tema pemanfaatan rumah warga sebagai homestay yang berkolaborasi dengan budaya dan kearifan lokal.

Selain keunikan dan inovasi, tentu keberhasilannya terletak pada semangat para pengurus dan untuk masyarakat". Homestay memang disiapkan langsung oleh warga dengan dorongan dan fasilitasi dari lembaga pemberdayaan Tuwanggana.

Kami bekerja dengan Visitasi, validasi serta inovasi untuk Ngremboko sesarengan sehingga menjadi finalis sumunar award 2025 yang tak mengherankan karena berkarya, sesuai inovasi tersebut ‘tandas Priyo

Ditambahkan, setiap para pengunjung atau pemanfaat homestay di sini mereka tidak hanya mendapatkan tempat menginap, tetapi juga tambahan wawasan dan pengalaman belajar langsung dengan pemilik rumah (tuan rumah) mengenai budaya dan keterampilan khas setempat.

“Setiap homestay memiliki ciri khas tersendiri, seperti belajar pembuatan jamu, membatik, atau usaha makanan olahan ciri khas kampung Banaran,” jelas Ketua Pinituwo Tuwanggana Kalurahan Banaran, Priyo Santoso, memberikan info kepada media.

Program ini banyak digunakan untuk kegiatan Live In dan juga bagi mereka yang sengaja ingin merasakan kehidupan pedesaan yang natural, penuh keramahan, dan kesejukan.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas pencapaian ini. "Dengan masuknya kami sebagai finalis, ini menjadi tambahan amunisi dan motivasi untuk pengembangan ke depan yang lebih baik lagi," tutupnya. ‘tim red

Berita Terkait

Tidak Ada Komentar